LANGKAH BARU SETYA NOVANTO TERHADAP TERSANGKA KPK KASUS E-KTP
Langkah terbaru Ketua DPR Setya Novanto yang menolak memenuhi panggilan pemeriksaan di KPK terkait kasus dugaan korupsi e-KTP. Novanto berdalih KPK harus meminta izin Presiden terlebih dahulu untuk memeriksa dirinya.
Menjawab alasan Novanto, Presiden Jokowi menyerahkan segala proses hukum tersebut kepada tata acara yang berlaku.
"Buka undang-undangnya semua. Buka undang-undangnya. Aturan mainnya seperti apa, disitulah diikuti," ujar Jokowi sebagaimana dikutip dari siaran pers resmi Istana, Rabu (15/11/2017).
Pasal 245 Ayat 1 Undang-Undang tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD (UU MD3) yang sudah diuji materi Mahkamah Konstitusi memang mensyaratkan pemeriksaan anggota DPR harus seizin presiden.
Namun, Pasal 245 Ayat 3 menyatakan bahwa ketentuan Ayat 1 tidak berlaku apabila anggota DPR melakukan tindak pidana khusus, termasuk korupsi.
Menurut Pakar hukum tata negara Mahfud MD sebelumnya menilai, penyidik KPK tidak perlu meminta izin Presiden terlebih dahulu jika ingin memeriksa Novanto.
"Cukup alasan bagi KPK memanggil paksa dan melakukan penahanan," ucap Mahfud.
Langkah sangat tegas dilakukan oleh pihakKomisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyambangi rumah Ketua DPR Setya Novanto, malam ini, Rabu (15/11/2017). Mereka tiba di kediaman Novanto pukul 21.40 WIB.
Tampak petugas polisi berjaga-jaga di depan pintu masuk rumah Novanto di Jalan Wijaya, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Petugas KPK diketahui dilarang masuk ke dalam sehingga hingga berita ini diturunkan, mereka masih berada di lingkungan sekitar rumah Novanto.
Kuasa hukum Novanto tampak keluar rumah untuk memberikan keterangan terkait penjemputan ini. Seharusnya hari ini, Rabu (15/11), Novanto diperiksa di KPK namun tidak datang. Dia memilih berada di gedung DPR untuk mengikuti rapat Paripurna. Seperti diketahui, KPK menetapkan kembali Novanto sebagai tersangka pada Jumat (10/11/2017). Novanto sebelumnya lolos dari status tersangka dalam penetapan sebelumnya setelah memenangi gugatan praperadilan terhadap KPK. Dalam kasus ini, Novanto bersama sejumlah pihak diduga menguntungkan diri sendiri, orang lain, atau korporasi. Adapun sejumlah pihak itu antara lain Direktur Utama PT Quadra Solution Anang Sugiana Sudihardjo, pengusaha Andi Agustinus atau Andi Narogong, dan dua mantan Pejabat Kemendagri Irman dan Sugiharto.
Novanto juga diduga menyalahgunakan kewenangan dan jabatan saat menjabat Ketua Fraksi Partai Golkar. Akibat perbuatannya bersama sejumlah pihak tersebut negara diduga dirugikan Rp 2,3 triliun pada proyek senilai Rp 5,9 triliun tersebut.
Pasal yang disangkakan terhadap Novanto adalah Pasal 2 Ayat 1 subsider Pasal 3 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana diubah dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo Pasal 55 Ayat 1 ke-1 KUHP.
TUGAS PERBANDINGAN JURNAL 1 DAN 2
|
Jurnal
1
|
Jurnal
2
|
Judul
|
USULAN
STRATEGI UNTUK MENINGKATKAN DAYA SAING PRODUK MEBEL ROTAN SINGLE CHAIR DENGAN
ANALISIS RANTAI NILAI
|
PENGEMBANGAN DAN ANALISIS
TEKNIS-FINANSIAL ALAT PENGERING PATI SAGU MODEL AGRO CROSS FLOW FLUIDIZED
UNTUK MENUNJANG AGROINDUSTRI SAGU DI PAPUA
|
Website
|
Ejournal.undip.ac.id/index.php/jgti/article/view/5074
|
http://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnaltin/article/view/8594
|
Tahun
|
2013
|
2014
|
Penulis
|
Ary Arvianto, Arien Dewi
Rakhmawati
|
Abadi
Jading*, Paulus Payung, Wilson Palelingan Aman, Eduard F. Tethool
|
Reviewer
|
Andre Dwi Putra
|
Andre Dwi Putra
|
Tujuan Penulisan
|
Tujuan utama dari penulisan
penelitian ini industrial mebel ini adalah salah satu andalan sektor
kabupaten cirebon dalam sentra pengolahan rotan, tetapi terdapat kendala
dalam industri pengolahan rotan tersebut. Menangganinya dibutuhkan strategi
yang berupa value chain. Strategi ini
dapat mengahsilkan pihak perusahaan adalah menerapkan upah tenaga kerja per
unit produk yang dihasilkan, pengalokasian dana untuk promosi,
memprioritaskan buyer langganan, sharing informasi dan inovasi dengan buyer,
memiliki fleksibilitas yang tinggi dalam hal kualitas dan harga, bekerjasama
dengan asosiasi dan pemerintah dalam kegiatan pameran, dan melakukan merger
dengan perusahaan lain ataupun dengan supplier
|
Tujuan utama dalam penulisan atau penelitian ini
adalah Pemanfaatan pati sagu kering sebagai salah satu sumber bahan baku
agroindustri berbasis pati dan tepung-tepungan masih sangat terbatas,
terutama pati sagu hasil olahan masyarakat yang berasal dari Papua dan Papua
Barat. Penelitian ini pun mengembangkan rancangan alat pengering agitator dan vibro cross flow
fluidized bed
menjadi satu unit pengering model Agitated-vibro
Cross Flow Fluidized Bed (AgRoCFFB) yang
dapat bekerja secara semi kontinyu, melakukan evaluasi teknis, analisis
komposisi kimia pati sagu kering, dan analisis finansial untuk mengetahui
unjuk kerja serta tingkat kelayakan penggunaan alat pengering AgRoCFFB pada
industri pengolahan sagu rakyat.
|
Latar Belakang
|
Suatu perusahaan yang ingin
membangun keunggulan kompetitif dengan menghasilkan nilai bagi konsumen agar
menjadi sorotan utama dalam pemasaran strategi perusahaan tersebut harus
menawarkan nilai yang berbeda dari kompetitornya. Christensen (2010)
mendefinasikan bahwa keunggulan kompetitif adalah sebuah nilai yang dibuat
oleh perusahaan agar menarik minat konsumen untuk membeli produk atau layanan
perusahaan tersebut.
|
Minyak sawit adalah salah satu
komoditas hasil perkebunan Indonesia yang sangat potensial. Secara global,
posisi produksi minyak sawit Indonesia menempati urutan pertama dan memasok
hampir 50% kebutuhan minyak sawit dunia (Ermawati, 2013). Pemanfaatan minyak
sawit di Indonesia sebagai produk hilir masih sangat terbatas. Produk hilir
kelapa sawit dimanfaatkan sebagai bioetanol, biodiesel dan bahan bakar
pembangkit. Produk turunan CPO dalam bahan pangan digunakan sebagai miyak
goreng, minyak salad. Minyak sawit memiliki keunikan dibandingkan dengan
minyak nabati lainnya karena mengandung pigmen karotenoid yang sangat tinggi
sekitar 500-700 ppm (Wiley dan Sons, 2013) (setara dengan 60.000 IU aktivitas
vitamin A per 100 g). Dewasa ini permintaan produk pangan yang bernutrisi
semakin meningkat dan berkembang.
|
Metode Penelitian
|
Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah melakukan studi literatur dan studi lapangan mengenai
objek yang akan diteliti. Terdapat beberapa tahap penelitian dalam melakukan
penelitian tersebut ialah mapping, analisis finansial, analisis SWOT, Analisis Competitiveness
Diamond, Critical Success Factor (CSF), Penentuan Variabel CSF, Pengujian
Statistik Kuesioner
|
Berdasarkan tujuan penelitian, maka metode
penelitian meliputi pengembangan (yaitu merancang agitator dan vibrator
secara semi kontinyu), evaluasi secara teknis (yaitu menguji dan menganalisis
kinerja alat pengering untuk menentukan laju pengeringan, kebutuhan energi,
dan efisiensi pengeringan), analisis mutu pati sagu kering hasil pengeringan
(menganalisis komposisi kimia), dan menganalisis secara finansial alat
pengering model AgRoCFFB.
|
Pembahasan
|
Pembahasan pada
penelitian ini diawali dengan menganalisis mapping rantai nilai. Mapping
rantai nilai ada beberapa tahan yang dimulai dari:
1. Upstream : Segmen upstream
terdiri dari supplier-supplier baik bahan baku utama maupun bahan baku
penunjang.
2. Midstream : Segmen
midstream ini merupakan produsen dalam aktivitas rantai nilai. Di dalam
segmen midstream terdapat proses-proses penambahan nilai yaitu proses
pembuatan rangka, penganyaman, dan finishing.
3. 3. Downstream : Segmen
downstream merupakan pembeli dari finishing product yang dihasilkan dari
perusahaan. Perusahaan membuat produk sesuai pesanan yang diinginkan oleh
buyer.
Tahap
selajutnya ialah Penambahan Nilai Tiap Segmen Rantai Nilai Margin
adalah selisih dari total nilai (value) dan biaya total yang diperlukan untuk
melakukan value activities. SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities,
Threats) Perhitungan faktor internal SWOT yang terdiri dari faktor Strengths
(Kekuatan) dan Weaknesses (Kelemahan). Rekomendasi strategi yang diberikan
adalah diversifikasi strategi, artinya organisasi dalam kondisi mantap namun
menghadapi sejumlah tantangan berat sehingga diperkirakan roda organisasi
akan mengalami kesulitan untuk terus berputar bila hanya bertumpu pada
strategi sebelumnya. Oleh karenanya, organisasi disarankan untuk segera
memperbanyak ragam strategi taktisnya.
Competitiveness
Diamond Analisis Faktor Kondisi Industri-industri rotan di Cirebon ini
memiliki keuntungan dalam hal lokasi, ketersediaan sumber daya manusia
terampil, dan juga infrastruktur yang menunjang. Analisis Kondisi Permintaan
Berdasarkan data hasil wawancara, kondisi permintaan produk rotan di kawasan
industri Kabupaten Cirebon sangat bergantung pada buyer yang sudah menjadi
langganan perusahaan. Strategi yang dapat dilakukan berdasarkan faktor
permintaan adalah mempertahankan hubungan dengan buyer terutama buyer
langganan. Analisis Strategi Perusahaan dan Pesaing Strategi perusahaan
terutama adalah kualitas. Sedangkan strategi negara pesaing adalah harga.
Analisis Industri Pendukung dan Terkait Berdasarkan analisis industri terkait
dan pendukung, strategi yang dapat dilakukan adalah kerjasama dengan asosiasi
dalam hal ini ASMINDO dengan pemerintah terutama dalam hal marketing untuk
menambah jaringan buyer dan meningkatkan permintaan. Critical Success Factor
(CSF) Berdasarkan hasil data kuesioner perusahaan dan buyer selanjutnya
dilakukan perhitungan rata-rata nilai dari masingmasing faktor CSF sehingga
dapat dilihat tingkat kepentingannya. Rekomendasi Strategi Berdasarkan
analisis finansial, SWOT, Competitiveness Diamond, dan CSF yang dilakukan,
berikut rekomendasi dari keempat analisis tersebut maka strategi yang dapat
dilakukan oleh masing-masing segmen di upstream, midstream, maupun downstream
|
•
Skema rancangan dan
konstruksi pengembangan alat pengering pati sagu model AgRoCFFB dapat dilihat
pada Gambar 1. Pengembangan alat pengering pati sagu AgRoCFFB berdasarkan
hasil penelitian terdahulu (Jading dan Gultom, 2007; Jading et al., 2011a;
Jading et al., 2011b; Jading et al., 2012b; Jading et al.,, 2014). Bagian
utama alat pengering yang dikembangkan terdiri dari agitator, dan vibrator.
pengering AgRoCFFB dan tungku biomassa dapat dlihat pada Tabel 1.
Perbandingan
hasil pengembangan dengan alat pengering terdahulu dapat dilihat pada Tabel 2
Komposisi
kimia pati sagu kering hasil pengeringan dengan alat pengering model AgRoCFFB
dapat dilihat pada Tabel 3
Biaya
investasi dan operasional alat pengering pati sagu model AgroCFFB dapat
dilihat pada Tabel 4
Hasil analisis
finansial penggunaan alat pengering pati sagu kapasitas 35-100 kg bahan baku
per proses/bulan dapat dilihat pada table 5
|
Keseimpulan
|
Berdasarkan hasil pengolahan
dan analisis data, bahwa rantai nilai industri rotan di Kab. Cirebon terdiri
dari segmen upstream (supplier-supplier bahan baku, segmen midstream yang merupakan
produsen dan juga segmen downstream yang terdiri dari buyer dalam hal ini
adalah wholeseller). Tahapan dalam menganalisis rantai nilai adalah dengan
melakukan analisis finansial, analisis SWOT, analisis competitiveness diamond
porter, dan analisis CSF (critical success factors). Rekomendasi strategi
diberikan kepadasupplier dengan
memperluas jaringan perusaahn industri rotan. Rekomendasi strategi yang
diberikan kepada wholeseller adalah dengan menurunkan harga produk,
memaksimalkan kegiatan promosi, penetapan diskon, dan menjaga hubungan baik
dengan perusahaan yang sudah menjadi kepercayaan.
|
•
Kesimpulan Hasil
pengembangan alat pengering diperoleh agitator dan vibrator kapasitas
maksimum 100 kg/proses. Berdasarkan hasil analisis finansial, alat pengering
AgRoCFFB layak digunakan untuk
mendukung agroindustri skala usaha mikro kecil di Papua dan Papua Barat. Alat pengering ini mampu meningkatkan
produksi dan kualitas pati sagu rakyat di Papua menjadi pati sagu kering yang
tersedia di pasar serta dikenal oleh masyarakat Indonesia maupun dunia, hal
ini dapat meningkatkan pendapatan masyarakat petani sagu di Papua dan Papua
Barat.
|
Kelebihan
|
1. Straategi dan model
dilakukan dengan tepat.
|
mengembangkan
rancangan alat pengering agitator dan
vibro cross flow fluidized bed
menjadi satu unit pengering model Agitated-vibro Cross Flow Fluidized
Bed (AgRoCFFB) yang dapat bekerja secara semi kontinyu, melakukan evaluasi
teknis, analisis komposisi kimia pati sagu kering, dan analisis finansial
untuk mengetahui unjuk kerja serta tingkat kelayakan penggunaan alat
pengering AgRoCFFB pada industri pengolahan sagu rakyat
|
Kekurangan
|
Kurang dukungan pemerintah
sehingga penurunan industri rotan menjadi lemah. Dibukannya impor rotan dan
industri rotan dari berbagai negara sehingga membuat tidak percaya diri nya
usaha-usaha kecil di kabupaten cirebon.
|
Dari metode yang dipakai dalam penelitian ini
penulis, perhitungan dalam metode ini sangat sulit untuk dipahami jika hanya
mengacu padaa rumus teori tidak ada perhitungan langsung.
|
TUGAS METODE PENELITIAN - REVIEW JURNAL 2
Judul
|
PENGEMBANGAN DAN
ANALISIS TEKNIS-FINANSIAL ALAT PENGERING PATI SAGU MODEL AGRO CROSS FLOW
FLUIDIZED UNTUK MENUNJANG AGROINDUSTRI SAGU DI PAPUA
|
Jurnal
|
Teknik Industri
|
Website
|
http://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnaltin/article/view/8594
|
Volume & Halaman
|
J Tek Ind Pert. 2
4 (2): 13 7-147
|
Tahun
|
2014
|
Penulis
|
Abadi Jading*, Paulus Payung, Wilson Palelingan
Aman, Eduard F. Tethool
|
Reviewer
|
Mogih Suhada/ 3ID06
(34415244)
|
Tanggal Reviewer
|
2 November 2017
|
Tujuan Penulisan
|
Tujuan utama dalam penulisan
atau penelitian ini adalah Pemanfaatan pati sagu kering sebagai salah satu
sumber bahan baku agroindustri berbasis pati dan tepung-tepungan masih sangat
terbatas, terutama pati sagu hasil olahan masyarakat yang berasal dari Papua
dan Papua Barat. Penelitian ini pun mengembangkan rancangan alat pengering agitator dan vibro cross flow
fluidized bed
menjadi satu unit pengering model Agitated-vibro
Cross Flow Fluidized Bed (AgRoCFFB) yang
dapat bekerja secara semi kontinyu, melakukan evaluasi teknis, analisis
komposisi kimia pati sagu kering, dan analisis finansial untuk mengetahui
unjuk kerja serta tingkat kelayakan penggunaan alat pengering AgRoCFFB pada
industri pengolahan sagu rakyat.
|
Pendahuluan
|
Pengolahan
sagu rakyat di Papua dan Papua Barat baru sampai pada tahap produksi pati
sagu basah, hal ini disebabkan masyarakat memilih untuk menjual pati sagu
basah daripada mengolahnya menjadi pati kering. Pati sagu kering yang ada
dipasaran Indonesia pada umumnya berasal dari Riau, dengan produksi 100.000
ton pati sagu kering (Jong dan Widjono, 2007), padahal 90% luas lahan tanaman
sagu di Indonesia berada di Papua dan Papua Barat. Kebutuhan pati sagu kering di Indonesia
bahkan di dunia sangat menjanjikan. Jong dan Widjono (2007) melaporkan bahwa
kebutuhan pati bagi industri dunia saat ini sekitar 50 juta/ton/tahun dengan
laju pertumbuhan 7,7%/tahun dan sagu merupakan penghasil pati yang lebih
efisiensi dibanding penghasil pati lainnya. Sekitar 50% potensi pati sagu
dunia ada di Indonesia, dan sekitar 90%
potensi pati sagu ada di Papua dan Papua Barat.
|
Metode Penelitian
|
Bahan dan Alat yang
digunakan dalam penelitian ini.
Bahan yang digunakan
untuk pengembangan rancangan sampai tahap pembuatan alat pengering AgRoCFFB
adalah plat besi dengan ketebalan 2,0 mm dan 5,0 mm, plat stainless steel
1,0 mm, besi siku (50 x 50) mm tipe B, besi siku (40 x 40) mm tipe B, baut
mur, cat, dan lain-lain. Peralatan yang digunakan terdiri dari alat dan mesin
perbengkelan utama (mesin las, mesin bor, dan lainlain), sedangkan bahan dan
peralatan yang digunakan untuk pengujian alat pengering adalah pati sagu
basah sebanyak 105 kg dengan 3 (tiga) kali percobaan atau ulangan. Setiap
ulangan menggunakan 35 kg pati sagu basah dan bahan bakar tempurung kelapa.
Peralatan yang digunakan selama pengujian alat pengering adalah alat pengukur
suhu (thermocouple tipe
K), RH meter, timbangan analitik, stopwatch,
dan beberapa peralatan pendukung lainnya.
Metode
Berdasarkan tujuan
penelitian, maka metode penelitian meliputi pengembangan (yaitu merancang
agitator dan vibrator secara semi kontinyu), evaluasi secara teknis (yaitu
menguji dan menganalisis kinerja alat pengering untuk menentukan laju
pengeringan, kebutuhan energi, dan efisiensi pengeringan), analisis mutu pati
sagu kering hasil pengeringan (menganalisis komposisi kimia), dan
menganalisis secara finansial alat pengering model AgRoCFFB.
|
Pembahasan
|
Skema rancangan dan
konstruksi pengembangan alat pengering pati sagu model
AgRoCFFB dapat
dilihat pada Gambar 1. Pengembangan alat pengering pati sagu AgRoCFFB
berdasarkan hasil penelitian terdahulu (Jading dan Gultom, 2007; Jading et
al., 2011a; Jading et al., 2011b; Jading et al., 2012b; Jading et al.,,
2014). Bagian utama alat pengering yang dikembangkan terdiri dari agitator,
dan vibrator. Untuk menghubungkan tungku dengan agitator dan vibrator
pengering maka digunakan saluran udara melalui blower penghisap yang
digerakkan motor listrik 746 W (1 HP), dan putaran 2800 rpm (rotation per
minute). Sistem yang digunakan adalah sistem hisap dengan melakukan
modifikasi pada sistem transmisi antara poros kipas blower dengan poros motor
penggerak, melalui sistem transmisis pulley dan belt. Tujuannya adalah
menghindari panas yang timbul pada motor akibat udara panas dari tungku
melalui blower penghisap udara. Tenaga Penggerak yang digunakan untuk
piringan agitator adalah motor listrik 3 fasa, AL90L4, IP.55, 1400 rpm, 1680
rpm, 5,9 A, 230/400 V. Motor listrik tersebut telah dihubungkan secara
langsung dengan speed reducer 1:100 rpm secara penyambungan poros langsung.
Spesifikasi alat
pengering AgRoCFFB
dan tungku biomassa dapat dlihat pada Tabel 1.
Perbandingan hasil
pengembangan dengan alat pengering terdahulu dapat dilihat pada Tabel 2
Komposisi kimia pati
sagu kering hasil pengeringan dengan alat pengering model AgRoCFFB dapat
dilihat pada Tabel 3
Biaya investasi dan
operasional alat pengering pati sagu model AgroCFFB dapat dilihat pada Tabel
4
Hasil analisis
finansial penggunaan alat pengering pati sagu kapasitas 35-100 kg bahan baku
per proses/bulan dapat dilihat pada table 5
|
Kesimpulan
|
•
Kesimpulan Hasil
pengembangan alat pengering diperoleh agitator dan vibrator kapasitas
maksimum 100 kg/proses. Berdasarkan hasil analisis finansial, alat pengering
AgRoCFFB layak digunakan untuk
mendukung agroindustri skala usaha mikro kecil di Papua dan Papua Barat. Alat pengering ini mampu meningkatkan
produksi dan kualitas pati sagu rakyat di Papua menjadi pati sagu kering yang
tersedia di pasar serta dikenal oleh masyarakat Indonesia maupun dunia, hal
ini dapat meningkatkan pendapatan masyarakat petani sagu di Papua dan Papua
Barat.
|
Kekuatan Penelitian
|
mengembangkan
rancangan alat pengering agitator dan
vibro cross flow fluidized bed
menjadi satu unit pengering model Agitated-vibro Cross Flow Fluidized
Bed (AgRoCFFB) yang dapat bekerja secara semi kontinyu, melakukan evaluasi
teknis, analisis komposisi kimia pati sagu kering, dan analisis finansial
untuk mengetahui unjuk kerja serta tingkat kelayakan penggunaan alat
pengering AgRoCFFB pada industri pengolahan sagu rakyat
|
Kelemahan Penelitian
|
Dari metode yang
dipakai dalam penelitian ini penulis, perhitungan dalam metode ini sangat
sulit untuk dipahami jika hanya mengacu padaa rumus teori tidak ada
perhitungan langsung.
|
Subscribe to:
Posts (Atom)