Judul
|
PENGEMBANGAN DAN
ANALISIS TEKNIS-FINANSIAL ALAT PENGERING PATI SAGU MODEL AGRO CROSS FLOW
FLUIDIZED UNTUK MENUNJANG AGROINDUSTRI SAGU DI PAPUA
|
Jurnal
|
Teknik Industri
|
Website
|
http://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnaltin/article/view/8594
|
Volume & Halaman
|
J Tek Ind Pert. 2
4 (2): 13 7-147
|
Tahun
|
2014
|
Penulis
|
Abadi Jading*, Paulus Payung, Wilson Palelingan
Aman, Eduard F. Tethool
|
Reviewer
|
Mogih Suhada/ 3ID06
(34415244)
|
Tanggal Reviewer
|
2 November 2017
|
Tujuan Penulisan
|
Tujuan utama dalam penulisan
atau penelitian ini adalah Pemanfaatan pati sagu kering sebagai salah satu
sumber bahan baku agroindustri berbasis pati dan tepung-tepungan masih sangat
terbatas, terutama pati sagu hasil olahan masyarakat yang berasal dari Papua
dan Papua Barat. Penelitian ini pun mengembangkan rancangan alat pengering agitator dan vibro cross flow
fluidized bed
menjadi satu unit pengering model Agitated-vibro
Cross Flow Fluidized Bed (AgRoCFFB) yang
dapat bekerja secara semi kontinyu, melakukan evaluasi teknis, analisis
komposisi kimia pati sagu kering, dan analisis finansial untuk mengetahui
unjuk kerja serta tingkat kelayakan penggunaan alat pengering AgRoCFFB pada
industri pengolahan sagu rakyat.
|
Pendahuluan
|
Pengolahan
sagu rakyat di Papua dan Papua Barat baru sampai pada tahap produksi pati
sagu basah, hal ini disebabkan masyarakat memilih untuk menjual pati sagu
basah daripada mengolahnya menjadi pati kering. Pati sagu kering yang ada
dipasaran Indonesia pada umumnya berasal dari Riau, dengan produksi 100.000
ton pati sagu kering (Jong dan Widjono, 2007), padahal 90% luas lahan tanaman
sagu di Indonesia berada di Papua dan Papua Barat. Kebutuhan pati sagu kering di Indonesia
bahkan di dunia sangat menjanjikan. Jong dan Widjono (2007) melaporkan bahwa
kebutuhan pati bagi industri dunia saat ini sekitar 50 juta/ton/tahun dengan
laju pertumbuhan 7,7%/tahun dan sagu merupakan penghasil pati yang lebih
efisiensi dibanding penghasil pati lainnya. Sekitar 50% potensi pati sagu
dunia ada di Indonesia, dan sekitar 90%
potensi pati sagu ada di Papua dan Papua Barat.
|
Metode Penelitian
|
Bahan dan Alat yang
digunakan dalam penelitian ini.
Bahan yang digunakan
untuk pengembangan rancangan sampai tahap pembuatan alat pengering AgRoCFFB
adalah plat besi dengan ketebalan 2,0 mm dan 5,0 mm, plat stainless steel
1,0 mm, besi siku (50 x 50) mm tipe B, besi siku (40 x 40) mm tipe B, baut
mur, cat, dan lain-lain. Peralatan yang digunakan terdiri dari alat dan mesin
perbengkelan utama (mesin las, mesin bor, dan lainlain), sedangkan bahan dan
peralatan yang digunakan untuk pengujian alat pengering adalah pati sagu
basah sebanyak 105 kg dengan 3 (tiga) kali percobaan atau ulangan. Setiap
ulangan menggunakan 35 kg pati sagu basah dan bahan bakar tempurung kelapa.
Peralatan yang digunakan selama pengujian alat pengering adalah alat pengukur
suhu (thermocouple tipe
K), RH meter, timbangan analitik, stopwatch,
dan beberapa peralatan pendukung lainnya.
Metode
Berdasarkan tujuan
penelitian, maka metode penelitian meliputi pengembangan (yaitu merancang
agitator dan vibrator secara semi kontinyu), evaluasi secara teknis (yaitu
menguji dan menganalisis kinerja alat pengering untuk menentukan laju
pengeringan, kebutuhan energi, dan efisiensi pengeringan), analisis mutu pati
sagu kering hasil pengeringan (menganalisis komposisi kimia), dan
menganalisis secara finansial alat pengering model AgRoCFFB.
|
Pembahasan
|
Skema rancangan dan
konstruksi pengembangan alat pengering pati sagu model
AgRoCFFB dapat
dilihat pada Gambar 1. Pengembangan alat pengering pati sagu AgRoCFFB
berdasarkan hasil penelitian terdahulu (Jading dan Gultom, 2007; Jading et
al., 2011a; Jading et al., 2011b; Jading et al., 2012b; Jading et al.,,
2014). Bagian utama alat pengering yang dikembangkan terdiri dari agitator,
dan vibrator. Untuk menghubungkan tungku dengan agitator dan vibrator
pengering maka digunakan saluran udara melalui blower penghisap yang
digerakkan motor listrik 746 W (1 HP), dan putaran 2800 rpm (rotation per
minute). Sistem yang digunakan adalah sistem hisap dengan melakukan
modifikasi pada sistem transmisi antara poros kipas blower dengan poros motor
penggerak, melalui sistem transmisis pulley dan belt. Tujuannya adalah
menghindari panas yang timbul pada motor akibat udara panas dari tungku
melalui blower penghisap udara. Tenaga Penggerak yang digunakan untuk
piringan agitator adalah motor listrik 3 fasa, AL90L4, IP.55, 1400 rpm, 1680
rpm, 5,9 A, 230/400 V. Motor listrik tersebut telah dihubungkan secara
langsung dengan speed reducer 1:100 rpm secara penyambungan poros langsung.
Spesifikasi alat
pengering AgRoCFFB
dan tungku biomassa dapat dlihat pada Tabel 1.
Perbandingan hasil
pengembangan dengan alat pengering terdahulu dapat dilihat pada Tabel 2
Komposisi kimia pati
sagu kering hasil pengeringan dengan alat pengering model AgRoCFFB dapat
dilihat pada Tabel 3
Biaya investasi dan
operasional alat pengering pati sagu model AgroCFFB dapat dilihat pada Tabel
4
Hasil analisis
finansial penggunaan alat pengering pati sagu kapasitas 35-100 kg bahan baku
per proses/bulan dapat dilihat pada table 5
|
Kesimpulan
|
•
Kesimpulan Hasil
pengembangan alat pengering diperoleh agitator dan vibrator kapasitas
maksimum 100 kg/proses. Berdasarkan hasil analisis finansial, alat pengering
AgRoCFFB layak digunakan untuk
mendukung agroindustri skala usaha mikro kecil di Papua dan Papua Barat. Alat pengering ini mampu meningkatkan
produksi dan kualitas pati sagu rakyat di Papua menjadi pati sagu kering yang
tersedia di pasar serta dikenal oleh masyarakat Indonesia maupun dunia, hal
ini dapat meningkatkan pendapatan masyarakat petani sagu di Papua dan Papua
Barat.
|
Kekuatan Penelitian
|
mengembangkan
rancangan alat pengering agitator dan
vibro cross flow fluidized bed
menjadi satu unit pengering model Agitated-vibro Cross Flow Fluidized
Bed (AgRoCFFB) yang dapat bekerja secara semi kontinyu, melakukan evaluasi
teknis, analisis komposisi kimia pati sagu kering, dan analisis finansial
untuk mengetahui unjuk kerja serta tingkat kelayakan penggunaan alat
pengering AgRoCFFB pada industri pengolahan sagu rakyat
|
Kelemahan Penelitian
|
Dari metode yang
dipakai dalam penelitian ini penulis, perhitungan dalam metode ini sangat
sulit untuk dipahami jika hanya mengacu padaa rumus teori tidak ada
perhitungan langsung.
|
EmoticonEmoticon