LANGKAH BARU SETYA NOVANTO TERHADAP TERSANGKA KPK KASUS E-KTP

9:38 AM 0
Langkah terbaru Ketua DPR Setya Novanto yang menolak memenuhi panggilan pemeriksaan di KPK terkait kasus dugaan korupsi e-KTP. Novanto berdalih KPK harus meminta izin Presiden terlebih dahulu untuk memeriksa dirinya.
Menjawab alasan Novanto, Presiden Jokowi menyerahkan segala proses hukum tersebut kepada tata acara yang berlaku. "Buka undang-undangnya semua. Buka undang-undangnya. Aturan mainnya seperti apa, disitulah diikuti," ujar Jokowi sebagaimana dikutip dari siaran pers resmi Istana, Rabu (15/11/2017). Pasal 245 Ayat 1 Undang-Undang tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD (UU MD3) yang sudah diuji materi Mahkamah Konstitusi memang mensyaratkan pemeriksaan anggota DPR harus seizin presiden. Namun, Pasal 245 Ayat 3 menyatakan bahwa ketentuan Ayat 1 tidak berlaku apabila anggota DPR melakukan tindak pidana khusus, termasuk korupsi. Menurut Pakar hukum tata negara Mahfud MD sebelumnya menilai, penyidik KPK tidak perlu meminta izin Presiden terlebih dahulu jika ingin memeriksa Novanto. "Cukup alasan bagi KPK memanggil paksa dan melakukan penahanan," ucap Mahfud. Langkah sangat tegas dilakukan oleh pihakKomisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyambangi rumah Ketua DPR Setya Novanto, malam ini, Rabu (15/11/2017). Mereka tiba di kediaman Novanto pukul 21.40 WIB.
Tampak petugas polisi berjaga-jaga di depan pintu masuk rumah Novanto di Jalan Wijaya, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Petugas KPK diketahui dilarang masuk ke dalam sehingga hingga berita ini diturunkan, mereka masih berada di lingkungan sekitar rumah Novanto. Kuasa hukum Novanto tampak keluar rumah untuk memberikan keterangan terkait penjemputan ini. Seharusnya hari ini, Rabu (15/11), Novanto diperiksa di KPK namun tidak datang. Dia memilih berada di gedung DPR untuk mengikuti rapat Paripurna. Seperti diketahui, KPK menetapkan kembali Novanto sebagai tersangka pada Jumat (10/11/2017). Novanto sebelumnya lolos dari status tersangka dalam penetapan sebelumnya setelah memenangi gugatan praperadilan terhadap KPK. Dalam kasus ini, Novanto bersama sejumlah pihak diduga menguntungkan diri sendiri, orang lain, atau korporasi. Adapun sejumlah pihak itu antara lain Direktur Utama PT Quadra Solution Anang Sugiana Sudihardjo, pengusaha Andi Agustinus atau Andi Narogong, dan dua mantan Pejabat Kemendagri Irman dan Sugiharto. Novanto juga diduga menyalahgunakan kewenangan dan jabatan saat menjabat Ketua Fraksi Partai Golkar. Akibat perbuatannya bersama sejumlah pihak tersebut negara diduga dirugikan Rp 2,3 triliun pada proyek senilai Rp 5,9 triliun tersebut. Pasal yang disangkakan terhadap Novanto adalah Pasal 2 Ayat 1 subsider Pasal 3 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana diubah dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo Pasal 55 Ayat 1 ke-1 KUHP.
TUGAS PERBANDINGAN JURNAL 1 DAN 2

TUGAS PERBANDINGAN JURNAL 1 DAN 2

9:08 PM 2


Jurnal 1
Jurnal 2
Judul
USULAN STRATEGI UNTUK MENINGKATKAN DAYA SAING PRODUK MEBEL ROTAN SINGLE CHAIR DENGAN ANALISIS RANTAI NILAI
PENGEMBANGAN DAN ANALISIS TEKNIS-FINANSIAL ALAT PENGERING PATI SAGU MODEL AGRO CROSS FLOW FLUIDIZED UNTUK MENUNJANG AGROINDUSTRI SAGU DI PAPUA
Website
Ejournal.undip.ac.id/index.php/jgti/article/view/5074
http://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnaltin/article/view/8594
Tahun
2013
2014
Penulis
Ary Arvianto, Arien Dewi Rakhmawati
Abadi Jading*, Paulus Payung, Wilson Palelingan Aman, Eduard F. Tethool
Reviewer
Andre Dwi Putra
Andre Dwi Putra
Tujuan Penulisan
Tujuan utama dari penulisan penelitian ini industrial mebel ini adalah salah satu andalan sektor kabupaten cirebon dalam sentra pengolahan rotan, tetapi terdapat kendala dalam industri pengolahan rotan tersebut. Menangganinya dibutuhkan strategi yang berupa value chain. Strategi ini dapat mengahsilkan pihak perusahaan adalah menerapkan upah tenaga kerja per unit produk yang dihasilkan, pengalokasian dana untuk promosi, memprioritaskan buyer langganan, sharing informasi dan inovasi dengan buyer, memiliki fleksibilitas yang tinggi dalam hal kualitas dan harga, bekerjasama dengan asosiasi dan pemerintah dalam kegiatan pameran, dan melakukan merger dengan perusahaan lain ataupun dengan supplier
Tujuan utama dalam penulisan atau penelitian ini adalah Pemanfaatan pati sagu kering sebagai salah satu sumber bahan baku agroindustri berbasis pati dan tepung-tepungan masih sangat terbatas, terutama pati sagu hasil olahan masyarakat yang berasal dari Papua dan Papua Barat. Penelitian ini pun mengembangkan rancangan alat pengering agitator dan  vibro cross flow fluidized bed  menjadi satu unit pengering model Agitated-vibro Cross Flow Fluidized Bed (AgRoCFFB) yang dapat bekerja secara semi kontinyu, melakukan evaluasi teknis, analisis komposisi kimia pati sagu kering, dan analisis finansial untuk mengetahui unjuk kerja serta tingkat kelayakan penggunaan alat pengering AgRoCFFB pada industri pengolahan sagu rakyat.
Latar Belakang
Suatu perusahaan yang ingin membangun keunggulan kompetitif dengan menghasilkan nilai bagi konsumen agar menjadi sorotan utama dalam pemasaran strategi perusahaan tersebut harus menawarkan nilai yang berbeda dari kompetitornya. Christensen (2010) mendefinasikan bahwa keunggulan kompetitif adalah sebuah nilai yang dibuat oleh perusahaan agar menarik minat konsumen untuk membeli produk atau layanan perusahaan tersebut.
Minyak sawit adalah salah satu komoditas hasil perkebunan Indonesia yang sangat potensial. Secara global, posisi produksi minyak sawit Indonesia menempati urutan pertama dan memasok hampir 50% kebutuhan minyak sawit dunia (Ermawati, 2013). Pemanfaatan minyak sawit di Indonesia sebagai produk hilir masih sangat terbatas. Produk hilir kelapa sawit dimanfaatkan sebagai bioetanol, biodiesel dan bahan bakar pembangkit. Produk turunan CPO dalam bahan pangan digunakan sebagai miyak goreng, minyak salad. Minyak sawit memiliki keunikan dibandingkan dengan minyak nabati lainnya karena mengandung pigmen karotenoid yang sangat tinggi sekitar 500-700 ppm (Wiley dan Sons, 2013) (setara dengan 60.000 IU aktivitas vitamin A per 100 g). Dewasa ini permintaan produk pangan yang bernutrisi semakin meningkat dan berkembang.
Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah melakukan studi literatur dan studi lapangan mengenai objek yang akan diteliti. Terdapat beberapa tahap penelitian dalam melakukan penelitian tersebut ialah mapping, analisis finansial, analisis SWOT, Analisis Competitiveness Diamond, Critical Success Factor (CSF), Penentuan Variabel CSF, Pengujian Statistik Kuesioner
Berdasarkan tujuan penelitian, maka metode penelitian meliputi pengembangan (yaitu merancang agitator dan vibrator secara semi kontinyu), evaluasi secara teknis (yaitu menguji dan menganalisis kinerja alat pengering untuk menentukan laju pengeringan, kebutuhan energi, dan efisiensi pengeringan), analisis mutu pati sagu kering hasil pengeringan (menganalisis komposisi kimia), dan menganalisis secara finansial alat pengering model AgRoCFFB.
Pembahasan
Pembahasan pada penelitian ini diawali dengan menganalisis mapping rantai nilai. Mapping rantai nilai ada beberapa tahan yang dimulai dari:
1.    Upstream : Segmen upstream terdiri dari supplier-supplier baik bahan baku utama maupun bahan baku penunjang.
2.    Midstream : Segmen midstream ini merupakan produsen dalam aktivitas rantai nilai. Di dalam segmen midstream terdapat proses-proses penambahan nilai yaitu proses pembuatan rangka, penganyaman, dan finishing.
3.    3. Downstream : Segmen downstream merupakan pembeli dari finishing product yang dihasilkan dari perusahaan. Perusahaan membuat produk sesuai pesanan yang diinginkan oleh buyer.
Tahap selajutnya  ialah Penambahan Nilai Tiap Segmen Rantai Nilai Margin adalah selisih dari total nilai (value) dan biaya total yang diperlukan untuk melakukan value activities. SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats) Perhitungan faktor internal SWOT yang terdiri dari faktor Strengths (Kekuatan) dan Weaknesses (Kelemahan). Rekomendasi strategi yang diberikan adalah diversifikasi strategi, artinya organisasi dalam kondisi mantap namun menghadapi sejumlah tantangan berat sehingga diperkirakan roda organisasi akan mengalami kesulitan untuk terus berputar bila hanya bertumpu pada strategi sebelumnya. Oleh karenanya, organisasi disarankan untuk segera memperbanyak ragam strategi taktisnya.
Competitiveness Diamond Analisis Faktor Kondisi Industri-industri rotan di Cirebon ini memiliki keuntungan dalam hal lokasi, ketersediaan sumber daya manusia terampil, dan juga infrastruktur yang menunjang. Analisis Kondisi Permintaan Berdasarkan data hasil wawancara, kondisi permintaan produk rotan di kawasan industri Kabupaten Cirebon sangat bergantung pada buyer yang sudah menjadi langganan perusahaan. Strategi yang dapat dilakukan berdasarkan faktor permintaan adalah mempertahankan hubungan dengan buyer terutama buyer langganan. Analisis Strategi Perusahaan dan Pesaing Strategi perusahaan terutama adalah kualitas. Sedangkan strategi negara pesaing adalah harga. Analisis Industri Pendukung dan Terkait Berdasarkan analisis industri terkait dan pendukung, strategi yang dapat dilakukan adalah kerjasama dengan asosiasi dalam hal ini ASMINDO dengan pemerintah terutama dalam hal marketing untuk menambah jaringan buyer dan meningkatkan permintaan. Critical Success Factor (CSF) Berdasarkan hasil data kuesioner perusahaan dan buyer selanjutnya dilakukan perhitungan rata-rata nilai dari masingmasing faktor CSF sehingga dapat dilihat tingkat kepentingannya. Rekomendasi Strategi Berdasarkan analisis finansial, SWOT, Competitiveness Diamond, dan CSF yang dilakukan, berikut rekomendasi dari keempat analisis tersebut maka strategi yang dapat dilakukan oleh masing-masing segmen di upstream, midstream, maupun downstream

       Skema rancangan dan konstruksi pengembangan alat pengering pati sagu model AgRoCFFB dapat dilihat pada Gambar 1. Pengembangan alat pengering pati sagu AgRoCFFB berdasarkan hasil penelitian terdahulu (Jading dan Gultom, 2007; Jading et al., 2011a; Jading et al., 2011b; Jading et al., 2012b; Jading et al.,, 2014). Bagian utama alat pengering yang dikembangkan terdiri dari agitator, dan vibrator. pengering AgRoCFFB dan tungku biomassa dapat dlihat pada Tabel 1. 
Perbandingan hasil pengembangan dengan alat pengering terdahulu dapat dilihat pada Tabel 2
Komposisi kimia pati sagu kering hasil pengeringan dengan alat pengering model AgRoCFFB dapat dilihat pada Tabel 3
Biaya investasi dan operasional alat pengering pati sagu model AgroCFFB dapat dilihat pada Tabel 4
Hasil analisis finansial penggunaan alat pengering pati sagu kapasitas 35-100 kg bahan baku per proses/bulan dapat dilihat pada table 5
Keseimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data, bahwa rantai nilai industri rotan di Kab. Cirebon terdiri dari segmen upstream (supplier-supplier bahan baku, segmen midstream yang merupakan produsen dan juga segmen downstream yang terdiri dari buyer dalam hal ini adalah wholeseller). Tahapan dalam menganalisis rantai nilai adalah dengan melakukan analisis finansial, analisis SWOT, analisis competitiveness diamond porter, dan analisis CSF (critical success factors). Rekomendasi strategi diberikan kepadasupplier dengan memperluas jaringan perusaahn industri rotan. Rekomendasi strategi yang diberikan kepada wholeseller adalah dengan menurunkan harga produk, memaksimalkan kegiatan promosi, penetapan diskon, dan menjaga hubungan baik dengan perusahaan yang sudah menjadi kepercayaan.
       Kesimpulan Hasil pengembangan alat pengering diperoleh agitator dan vibrator kapasitas maksimum 100 kg/proses. Berdasarkan hasil analisis finansial, alat pengering AgRoCFFB layak digunakan  untuk mendukung agroindustri skala usaha mikro kecil di Papua dan Papua Barat.  Alat pengering ini mampu meningkatkan produksi dan kualitas pati sagu rakyat di Papua menjadi pati sagu kering yang tersedia di pasar serta dikenal oleh masyarakat Indonesia maupun dunia, hal ini dapat meningkatkan pendapatan masyarakat petani sagu di Papua dan Papua Barat.

Kelebihan
1.    Straategi dan  model dilakukan dengan tepat.
2.    Dalam penelitian ini menjadikan industri rotan menjadi lebih kreativ dan lebih berani.

mengembangkan rancangan alat pengering agitator dan  vibro cross flow fluidized bed  menjadi satu unit pengering model Agitated-vibro Cross Flow Fluidized Bed (AgRoCFFB) yang dapat bekerja secara semi kontinyu, melakukan evaluasi teknis, analisis komposisi kimia pati sagu kering, dan analisis finansial untuk mengetahui unjuk kerja serta tingkat kelayakan penggunaan alat pengering AgRoCFFB pada industri pengolahan sagu rakyat
Kekurangan
Kurang dukungan pemerintah sehingga penurunan industri rotan menjadi lemah. Dibukannya impor rotan dan industri rotan dari berbagai negara sehingga membuat tidak percaya diri nya usaha-usaha kecil di kabupaten cirebon.
Dari metode yang dipakai dalam penelitian ini penulis, perhitungan dalam metode ini sangat sulit untuk dipahami jika hanya mengacu padaa rumus teori tidak ada perhitungan langsung.

TUGAS METODE PENELITIAN - REVIEW JURNAL 2

TUGAS METODE PENELITIAN - REVIEW JURNAL 2

8:55 PM 0
Judul
PENGEMBANGAN DAN ANALISIS TEKNIS-FINANSIAL ALAT PENGERING PATI SAGU MODEL AGRO CROSS FLOW FLUIDIZED UNTUK MENUNJANG AGROINDUSTRI SAGU DI PAPUA
Jurnal
Teknik Industri
Website
http://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnaltin/article/view/8594
Volume & Halaman
J Tek Ind Pert. 2 4 (2): 13 7-147

Tahun
2014
Penulis
Abadi Jading*, Paulus Payung, Wilson Palelingan Aman, Eduard F. Tethool
Reviewer
Mogih Suhada/ 3ID06 (34415244)
Tanggal Reviewer
2 November 2017

Tujuan Penulisan
Tujuan utama dalam penulisan atau penelitian ini adalah Pemanfaatan pati sagu kering sebagai salah satu sumber bahan baku agroindustri berbasis pati dan tepung-tepungan masih sangat terbatas, terutama pati sagu hasil olahan masyarakat yang berasal dari Papua dan Papua Barat. Penelitian ini pun mengembangkan rancangan alat pengering agitator dan  vibro cross flow fluidized bed  menjadi satu unit pengering model Agitated-vibro Cross Flow Fluidized Bed (AgRoCFFB) yang dapat bekerja secara semi kontinyu, melakukan evaluasi teknis, analisis komposisi kimia pati sagu kering, dan analisis finansial untuk mengetahui unjuk kerja serta tingkat kelayakan penggunaan alat pengering AgRoCFFB pada industri pengolahan sagu rakyat.
Pendahuluan
Pengolahan sagu rakyat di Papua dan Papua Barat baru sampai pada tahap produksi pati sagu basah, hal ini disebabkan masyarakat memilih untuk menjual pati sagu basah daripada mengolahnya menjadi pati kering. Pati sagu kering yang ada dipasaran Indonesia pada umumnya berasal dari Riau, dengan produksi 100.000 ton pati sagu kering (Jong dan Widjono, 2007), padahal 90% luas lahan tanaman sagu di Indonesia berada di Papua dan Papua Barat.  Kebutuhan pati sagu kering di Indonesia bahkan di dunia sangat menjanjikan. Jong dan Widjono (2007) melaporkan bahwa kebutuhan pati bagi industri dunia saat ini sekitar 50 juta/ton/tahun dengan laju pertumbuhan 7,7%/tahun dan sagu merupakan penghasil pati yang lebih efisiensi dibanding penghasil pati lainnya. Sekitar 50% potensi pati sagu dunia ada di Indonesia,  dan sekitar 90% potensi pati sagu ada di Papua dan Papua Barat. 
Metode Penelitian
Bahan dan Alat yang digunakan dalam penelitian ini.
Bahan yang digunakan untuk pengembangan rancangan sampai tahap pembuatan alat pengering AgRoCFFB adalah plat besi dengan ketebalan 2,0 mm dan 5,0 mm, plat stainless steel 1,0 mm, besi siku (50 x 50) mm tipe B, besi siku (40 x 40) mm tipe B, baut mur, cat, dan lain-lain. Peralatan yang digunakan terdiri dari alat dan mesin perbengkelan utama (mesin las, mesin bor, dan lainlain), sedangkan bahan dan peralatan yang digunakan untuk pengujian alat pengering adalah pati sagu basah sebanyak 105 kg dengan 3 (tiga) kali percobaan atau ulangan. Setiap ulangan menggunakan 35 kg pati sagu basah dan bahan bakar tempurung kelapa. Peralatan yang digunakan selama pengujian alat pengering adalah alat pengukur suhu (thermocouple tipe K), RH meter, timbangan analitik, stopwatch, dan beberapa peralatan pendukung lainnya.

Metode

Berdasarkan tujuan penelitian, maka metode penelitian meliputi pengembangan (yaitu merancang agitator dan vibrator secara semi kontinyu), evaluasi secara teknis (yaitu menguji dan menganalisis kinerja alat pengering untuk menentukan laju pengeringan, kebutuhan energi, dan efisiensi pengeringan), analisis mutu pati sagu kering hasil pengeringan (menganalisis komposisi kimia), dan menganalisis secara finansial alat pengering model AgRoCFFB.
Pembahasan
Skema rancangan dan konstruksi pengembangan alat pengering pati sagu model
AgRoCFFB dapat dilihat pada Gambar 1. Pengembangan alat pengering pati sagu AgRoCFFB berdasarkan hasil penelitian terdahulu (Jading dan Gultom, 2007; Jading et al., 2011a; Jading et al., 2011b; Jading et al., 2012b; Jading et al.,, 2014). Bagian utama alat pengering yang dikembangkan terdiri dari agitator, dan vibrator. Untuk menghubungkan tungku dengan agitator dan vibrator pengering maka digunakan saluran udara melalui blower penghisap yang digerakkan motor listrik 746 W (1 HP), dan putaran 2800 rpm (rotation per minute). Sistem yang digunakan adalah sistem hisap dengan melakukan modifikasi pada sistem transmisi antara poros kipas blower dengan poros motor penggerak, melalui sistem transmisis pulley dan belt. Tujuannya adalah menghindari panas yang timbul pada motor akibat udara panas dari tungku melalui blower penghisap udara. Tenaga Penggerak yang digunakan untuk piringan agitator adalah motor listrik 3 fasa, AL90L4, IP.55, 1400 rpm, 1680 rpm, 5,9 A, 230/400 V. Motor listrik tersebut telah dihubungkan secara langsung dengan speed reducer 1:100 rpm secara penyambungan poros langsung. Spesifikasi alat
pengering AgRoCFFB dan tungku biomassa dapat dlihat pada Tabel 1. 
Perbandingan hasil pengembangan dengan alat pengering terdahulu dapat dilihat pada Tabel 2
Komposisi kimia pati sagu kering hasil pengeringan dengan alat pengering model AgRoCFFB dapat dilihat pada Tabel 3
Biaya investasi dan operasional alat pengering pati sagu model AgroCFFB dapat dilihat pada Tabel 4
Hasil analisis finansial penggunaan alat pengering pati sagu kapasitas 35-100 kg bahan baku per proses/bulan dapat dilihat pada table 5
 
Kesimpulan
       Kesimpulan Hasil pengembangan alat pengering diperoleh agitator dan vibrator kapasitas maksimum 100 kg/proses. Berdasarkan hasil analisis finansial, alat pengering AgRoCFFB layak digunakan  untuk mendukung agroindustri skala usaha mikro kecil di Papua dan Papua Barat.  Alat pengering ini mampu meningkatkan produksi dan kualitas pati sagu rakyat di Papua menjadi pati sagu kering yang tersedia di pasar serta dikenal oleh masyarakat Indonesia maupun dunia, hal ini dapat meningkatkan pendapatan masyarakat petani sagu di Papua dan Papua Barat.
Kekuatan Penelitian
mengembangkan rancangan alat pengering agitator dan  vibro cross flow fluidized bed  menjadi satu unit pengering model Agitated-vibro Cross Flow Fluidized Bed (AgRoCFFB) yang dapat bekerja secara semi kontinyu, melakukan evaluasi teknis, analisis komposisi kimia pati sagu kering, dan analisis finansial untuk mengetahui unjuk kerja serta tingkat kelayakan penggunaan alat pengering AgRoCFFB pada industri pengolahan sagu rakyat
Kelemahan Penelitian
Dari metode yang dipakai dalam penelitian ini penulis, perhitungan dalam metode ini sangat sulit untuk dipahami jika hanya mengacu padaa rumus teori tidak ada perhitungan langsung.