11:00 PM

PENTING JIWA ENTERPRENEURSHIP BAGI MAHASISWA

            Entrepreneurship adalah proses kegiatan kreativitas dan inovasi menciptakan perubahan dengan memanfaatkan peluang dan sumber-sumber yang ada untuk menghasilkan nilai tambah bagi diri sendiri dan orang lain serta memenangkan persaingan. Istilah Entrepreneurship diapdosi dari Bahasa Perancis, entreprendre yang berarti melakukan (to under take), memulai atau berusaha melakukan tindakan mengorganisir dan mengatur. Istilah Entrepreneurship mulai diperkenalkan dalam tulisan Richard Cantillon yang berjudul Essai Sur la Nature du Commerce en General tahun 1755. (Hannah Orwa Bula, “Evolution and Theories of Entrepreneurship: A Critical Review on the Kenyan Perspective”, International Journal of Business and Commerce, Vol. 1, No.11, Lahore, 2012).

Pengertian Entrepreneurship menurut para ahli
Dalam literatur-literatur kewirausahaan diartikan berbeda-beda oleh para ahli. Berikut beberapa pengertian entrepreneurship (kewirausahaan).
·  Menurut Suryana dalam Kewirausahaan: Kiat dan Proses Menuju Sukses (2013), entrepreneurship merupakan suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi untuk memecahkan dan mencari peluang dari masalah yang dihadapi oleh setiap orang dalam kehidupan sehari-hari. Kreativitas adalah kemampuan untuk membuat ide baru dengan mengkombinasikan, mengubah, atau merekonstruksi ide-ide lama. Sedangkan inovasi merupakan penerapan dari penemuan suatu proses produksi baru atau pengenalan akan suatu produk baru.
·       Danang Sunyoto dalam Kewirausahaan Untuk Kesehatan (2013) memiliki pandangan tentang entrepreneurship yaitu suatu sikap untuk menciptakan sesuatu yang baru serta bernilai bagi diri sendiri dan orang lain. Entrepreneurship tidak hanya tentang mencari keuntungan pribadi, namun juga harus mempunyai nilai sosial.
·    Hermawan Kartajaya menjelaskan pengertian Entrepreneurship adalah suatu usaha untuk menciptakan nilai melalui pengamatan atas suatu kesempatan bisnis, dengan melakukan manajemen terhadap risiko yang mungkin timbul serta keterampilan untuk berkomunikasi serta memobilisasi sumber daya yang ada terutama sumber daya manusia sehingga dapat menciptakan sesuatu yang menghasilkan.
·   Abu Marlo pada buku Entrepreneurship Hukum Langit (2013) menjelaskan bahwa entrepreneurship adalah kemampuan seseorang untuk peka terhadap peluang dan memanfaatkan peluang tersebut untuk melakukan perubahan dari sistem yang ada. Dalam dunia entrepreneurship, peluang adalah kesempatan untuk mewujudkan atau melaksanakan suatu usaha dengan tetap memperhitungkan resiko yang dihadapi.
·          Robbin & Coulter menjelaskan Kewirausahaan yakni suatu proses dimana seseorang atau suatu kelompok individu menggunakan upaya yang terorganisir & sarana untuk mencari sebuah peluang dan menciptakan suatu nilai yang tumbuh dengan memenuhi kebutuhan serta keinginan melalui sebuah inovasi dan keunikan, tidak mempedulikan apapun sumber daya yang digunakan pada saat ini.

Perbedaan Entrepreneurship dan Entrepreneur 

Perbedaan antara Entrepreneurship dengan Entrepreneur adalah pada proses dan pelakunya. Jika entrepreneurship merujuk pada proses atau kegiatan, maka entrepreneur lebih merujuk pada pelaku. Dengan kata lain, orang yang melakukan proses Entrepreneurship (kewirausahaan) disebut Entrepreneur (wirausaha/wiraswata). Pada masa dulu, istilah entrepreneur merupakan sebutan bagi para pedagang yang membeli barang di daerah-daerah dan kemudian menjualnya dengan harga yang tidak pasti.
Menurut Kasmir dalam Kewirausahaan (2013), entrepreneurship merupakan kemampuan dalam menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda sedangkan seorang entrepreneur adalah orang yang memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang belum pernah ada sebelumnya, atau bisa juga dengan menciptakan sesuatu yang berbeda dari yang ada.
            Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan wirausaha (entrepreneur) adalah orang yang pandai atau berbakat mengenali produk baru, menyusun cara baru dalam berproduksi, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, mengatur permodalan operasinya, serta memasarkannya
Louis Jacques Filion dalam buku De l’intuition au projet d’entreprise menggambarkan entrepreneur sebagai orang yang imajinatif, yang ditandai dengan kemampuannya dalam menetapkan sasaran serta dapat mencapai sasaran-sasaran itu. Ia juga memiliki kesadaran tinggi untuk menemukan peluang-peluang dan membuat keputusan.
Joseph Schumpeter seorang ahli ekonomi dari Austria mendeļ¬nisikan entrepreneur adalah seorang yang ingin dan mampu untuk melakukan perombakan sistem ekonomi, mengubah ide baru atau penemuan baru menjadi sebuah inovasi yang sukses. Inovasi baru tersebut dapat berwujud:
1.              Produk baru (berupa barang atau jasa);
2.              Organisasi atau manajemen baru;
3.              Cara berproduksi yang baru;
4.              Menggunakan bahan baku yang baru.

Zaman semakin berkembang di masa modern pentingnya entrepreneurship menuntut kita untuk pandai dalam bersosialisasi dalam masyarakat, perkembangan dalam teknologi, social bahkan ekonomi yang membutuhkan persaingan yang tinggi. Jiwa entrepreneurship sangat dibutuhkan mahasiswa dijaman modern yang sangat ketat persaingan tersebut karenakan penganggurang yang semakin tinggi di Indonesia jiwa mahasiswa yang harus membuat lapangan pekerjaan yang baru dengan membuat inovasi yang tinggi dalam membuat suatu produk.
Zaman globalisasi era ini kita semua harus mampu mempunyai kemampuan dalam segala bidang terutama dalam kalagan maha siswa, namun bisa dikatakan sangatlah minim. Karena mereka hanya berpikir setelah lulus mereka akan berkerja di perushaan ternama namun mereka juga lupa jika mereka mempunyai jiwa usaha yang hebat jika setelah kelulusannya mereka membuat usaha kecil-kecilan namun mereka akan menjadi bos dan mereka yang akan menentukan segalanya.
Jiwa wirausaha dapat dibangkitkan melalui pembelajaran ranah pendidkan. Semua itu dilakukan agar mereka bisa mengubah pola pikir mereka agar setelah lulus nanti mereka sudah merencanakan akan membuat usaha apa bukan mencari kerja apa. Karena itu, jika para mahasiswa, setelah keluar dari perguruan tinggi tidak memiliki jiwa wirausaha itu, mungkin karena pendidikan yang dikembangkan perguruan tinggi, tidak mengajarkan bagaimana cara membangkitkan jiwa wirausaha dalam diri mereka, sehingga mereka pasif dalam menghadapi masa depan mereka. Mereka harus diberikan bekal secara teoritis baru setelah itu melakukan survey ke beberapa perusahaan atau home industry agar mereke bisa melihat secara langsung dan menanyakan pengalaman-pengalaman pengusaha pengusaha tersebut. Itu sangat berguna untuk lebih meningkatkan jiwa wirausaha.
Menumbuhkan jiwa entrepreneur sangat penting untuk ditumbuhkan di dalam jiwa seseorang. Terlebih jika jiwa entrepreneur itu ditanamkan sejak dini. Berdirinya suatu usaha itu bukan hal yang instan. Banyak kisah pengusaha sukses berawal dari dirintisnya usaha sejak kecil hingga bisa berkembang dengan pesat dan sukses.
Kebanyakan kendala bagi seseorang terutama mahasiswa yang mencoba untuk memulai usaha dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti takut mencoba, keterbatasan modal, inovasi, dan niat. Keempat faktor tersebut sebenarnya bisa diatasi jika seseorang memiliki pemikiran yang positif dan kreatif.  Mahasiswa sebagai calon penerus bangsa harus menyikapi itu dengan baik untuk bisa memanfaatkan peluang yang ada.
Seperti yang kita ketahui jumlah wirasusaha di Indonesia pada tahun 2018, menurut data yang dimiliki oleh Himpunan Pengusaha Indonesia Muda (HIPMI) jumlah wirausaha di Indonesia masih sangat sedikit hanya berkisar 3% dari jumlah penduduk Indonesia yang mencapai sekitar 265 juta jiwa. Jumlah wirausaha di Indonesia ini masih kalah dengan negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, dan Thailand yang jumlah wirausaha di negaranya sudah diatas 4%. Tentunya jumlah wirausaha di Indonesia harus ditingkatkan agar dapat mendorong perekonomian di Indonesia semakin tumbuh.
Salah satu cara untuk meningkatkan jumlah wirausaha yang ada di Indonesia adalah dengan mendorong mahasiswa untuk berwirausaha. Saat ini banyak sekali program-program yang dapat ditunjukkan kepada mahasiswa untuk mendorong mahasiswa berwirausaha seperti adanya program rutin tahunan yaitu Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) khususnya cabang PKM-K atau PKM Kewirausahaan yang merupakan program dari Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia (DIKTI) untuk memfasilitasi potensi yang dimiliki oleh mahasiswa untuk dapat mewujudkan terbentuknya suatu usaha dengan diawali membuat proposal perencanaan suatu usaha berikut perencanaan keuangan, operasional dan lainnya yang apabila proposal tersebut setelah dikaji oleh panitia dari DIKTI cukup baik untuk dijalankan, maka dana hibah akan turun kepada mahasiswa tersebut dan mahasiswa tersebut dapat menjalankan usahanya.
Tentunya mahasiswa harus bisa memanfaatkan peluang lewat adanya program PKM-K tersebut dengan baik. Jika mahasiswa dapat menjalankan program tersebut dengan baik, maka mahasiswa selain dapat membuat prestasi bagi kampusnya, ia juga menjadi memiliki pengalaman dalam merintis usaha. Bisa saja bila usaha tersebut benar-benar dirintis dengan baik, maka kedepannya usaha tersebut bukan tidak mungkin menjadi besar dan sukses.





Artikel Terkait

Previous
Next Post »